Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

HARGA RP. 500 RIBU, SUDAH ANTI SADAP, ANTI SITUS PORNO PULA “BANDROS” PRODUK KARYA ANAK BANGSA

Diawali dari alat utama sistem persenjataan (alutsista) hingga mobil, Indonesia terus mengejar ambisi memproduksi produk favorit konsumen di dalam negeri. Salah satu yang kini dalam persiapan serius adalah smartphone made in Indonesia.
HARAPAN terhadap munculnya produk smartphone karya anak bangsa terbit pada pengujung Agustus lalu. Tepatnya ketika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian (Puslit) Informatika meluncurkan smartphone bernama BandrOS.
Smartphone BandrOS ini tidak seperti barang sejenis yang mengklaim buatan Indonesia, tetapi operating system (OS)-nya bikinan luar negeri
PELOPOR: Penelltl LIPI menunjukkan prototlpe BandrOS, smartphone pertama 100 persen produksi dalam negeri. Pemerintah Full Support, Pengusaha Pasang Syarat BRANDOS memang masih jauh dari rencana diproduksi masal. Namun, perkenalannya ke publik dua bulan lalu masih terus mengundang reaksi hingga sekarang. Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan In-formatika (Kemen-kominfo) Gatot Dewa Broto mengaku sangat bangga karena karya anak negeri untuk smart-phone akhirnya hadir. Dia berharap realisasinya memang betul seperti itu sehingga akan didorong untuk menjadi sebuah industri .

TENTANG BANDROS:
■ Dikembangkan LiPi Bandung.
Akronim Bandung Raya Operating
Aplikasi BandroS bisa digunakan untuk telepon, SMS, koneksi internet, multimedia, game, dan Iain-Iain.
Biaya penelitian BandrOS Rp 250 juta, tetapi dihemat menjadi Rp 50 jutaan.
Prediksi harga jual (smartphone) Rp 350 ribu-Rp500 ribu/unit.
Scan Image 2013-10-16 22-01-54image
BandrOS Terinspirasi dari Nama Kue di Bandung
Entah itu menggunakan OS Android, iOS, BlackBerry, Win­dows Phone, atau sejenisnya.
Pada teknologi smartphone, posisi OS ibarat nyawa pada ma-nusia. Sementara chasing atau perangkat keras handphone iba­rat badan. Meskipun perangkat-nya dibuat di Indonesia, tetapi jika menggunakan OS impor, tidak sah disebut karya anakbangsa.
Namun, khusus BandrOS ini benar-benar produk lokal. Se-muanya dibuat orang Indonesia. Khusus perangkat teleponnya mendapatkan suntikan ide dari PTINTI, selaku produsen pesa-wat telepon dan telepon genggam lokal. Sedangkan "nyawa" smart-phone ini dikembangkan dua peneliti LIPI Ana Heryana dan Sahrul Arif, yang akhirnya di-beri nama BandrOS.
Smartphone ini saat diluncurkan di Pusat Penelitian Ilmu Penge-tahuan dan Teknologi (Puspitek) Serpong sudah berbentuk pro-totipe (produk contoh). Sejumlah pihak seperti Kepala LIPI Lukman Hakim mendapatkan satu unit prototipe BandrOS.
Dari tampilan fisiknya, BandrOS ini hampir mirip dengan smart­phone yang sekarang beredar di pasaran. Peranti ini menggunakan teknologi full touch screen dengan layar 3,5 inci. Aplikasi dan fungsi di dalamnya juga tidak jauh ber-beda dengan smartphone lainnya. Di antaranya bisa dipakai untuk menelepon, SMS, internetan, multimedia, game, GPS, dan fitur-fitur ter-update yang lain.
Penelitian BandrOS dimulai pada 2M. Proyek tersebut meru-pakan tindak lanjut prestasi IJPI menciptakan open source IGOS
Nusantara pada 2006. Sayangnya, meskipun bebas (ti-donwlaad dan dipasang di komputer desktop maupun laptop, IGOS Nusantara tidak bisa mengalahkan domi-nasi peranti lunak Windows. Kepala Bidang Komputer Puslit Informatika LIPI Agus Subekti menuturkan, BandrOS ini di-ciptakan awal mulanya bukan murni untuk dibenamkan di smartphone. "Tujuan kami dari pengembangan BandrOS adalah untuk kebutuhan komputasi khusus," ungkap dia di Jakarta beberapa waktu lalu. Agus menceritakan, sistem ope-rasi BandrOS ini awalnya diterap-kan pada komputer khusus {spe­cial purpose computer) yang berwujud single board computer (SBC). Perangkat komputer khu­sus ini di antaranya sudah sukses dipakai untuk proyek stasiun cuaca nirkabel. Pada prinsipnya, sistem operasi BandrOS ini di­kembangkan dengan mengguna­kan open source software Linux. "Setelah sukses membuat Band­rOS yang ditanam di komputer khusus untuk cuaca tadi, baru tebersit gagasan untuk dipakai di peranti smartphone" paparnya. Diskusi awal menggodok ide ini melibatkan berbagai pihak Antara lain dari PT INTI selaku produsen pesawat telepon dan telepon genggam lokal. Selain itu, ada perwakilan dari Kemen-terian Komunikasi dan Informa­tika (Kemenkominfo).
Hasil diskusi tadi menargetkan bisa membuat prototipe smart­phone yang sudah dibenamkan BandrOS di dalamnya tahun ini. Target tadi akhimya bisa dipenuhi Agustus lalu. Prototipe smart­phone BandrOS diperkenalkan ke publikbersama dengan penge-nalan minibus bermotor Listrik dengan nama Hevina.
Penamaan BandrOS diberikan bukan asal-asalan. Di tempat ke-lahirannya, Bandung istilah band-ros itu adalah nama salah satu makanan khas setempat. Kue bandros berasa gurih dan ben-tuknya seperti kue pukis. Kue ini memiliki nama lain kue pancong. Dengan dasar tadi, BandrOS di-harapkan lebih bemuansa lokal. Penamaan BandrOS juga memi­liki kepanjangan, yaitu Bandung Raya Operating System.
Peluncuran smartphone Ban­drOS tersebut sempat menghe-bohkan. Salah satunya adalah kemampuannya menjadi hand­phone antisadap pertama di In­donesia. Sejumlah pihak bahkan mengatakan, beberapa kalangan sangat intensif melobi LIPI supaya menciptakan smartphoneitu da-lam jumlah besar. Seperti mafhum diketahui, baru-baru ini banyak kasus korupsi kakap yang meli­batkan politikus, PNS, dan swas-ta yang dibongkar Komisi Pem-berantasan Korupsi (KPK) dari hasil penyadapan. Kepala LIPI Lukman Hakim tidak menampik kemampuan khusus BandrOS sebagai handphone an­tisadap. Melalui sistem operasi yang dikembangkan sendiri, kus-tomisasi smartphone BandrOS bisa diolah sesuka hati. Seperti diciptakan supaya tidak bisa disadap dan diproteksi atau diblok untuk mengakses situs-situs porno.
"Tapi, saya tegaskan, arah Band­rOS ini bukan seperti itu (men­jadi handphone antisadap, Red). Nanti bakal banyak yang meme-san ke saya," kata Lukman. Dia menjelaskan, hingga kini LIPI dan pemerintah belum berencana memproduksi BandrOS sebagai smartphone umum. Dia menga­takan, jika BandrOS dilepas se­cara umum. teknologinya sudah terlalu jauh untuk menggeser smartphoneyang sudah ada.
Tetapi, Lukman menyatakan bahwa teknologi BandrOS ini akan dikembangkan untuk telekomu-nikasi khusus. Misalnya untuk polisi hutan dan polisi perairan yang tugasnya blusukan di penjuru Indonesia. Fungsi jagoan dari BandrOS yang bakal dikembang­kan lagi antara lain untuk keper-luan pendidikan, administrasi perkantoran, komunikasi aman/ rahasia, pengendalian jarakjauh, dan sistem pengamatan.
" Jadi, untuk diproduksi masal dan dijual ke pasaran umum, itu masih jauh," tutur Lukman. Selain itu, wewenang LIPI adalah penelitian dan pengembangan-nya. Urusan produksi masal umumnya diambil alih vendor-vendor swasta. Jika pihak LIPI masih gamang terhadap rencana produksi ma­sal BrandOS, pemerintah justru berencana mulai memproduksi massal pada tahun depan. Langkah itu untuk membendung arus impor handphone yang se-makin deras mengalir ke Tanah Air. Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta menga­takan, untuk bersaing di industri global, Indonesia mesti berani melakukan inovasi teknologi." Insya Allah, tahun depan dipro­duksi massal," katanya. Dia mengatakan, handphone yang akan diproduksi itu masih dikaji lebih matang agar saat dile­pas ke pasaran bisa kompetitif dengan produk impor. "Kalau soal harga lebih murah, hand­phone impor sampai Rp3 juta, kalau yang ini bisa di bawah Rpl juta"katanyabangga.Kisaranhar-ganya berkisar Rp300ribu hingga Rp 500 ribu saja. (wan /c9/kim). beginilah sejarah semartphone Indonesia “BANDROS
Sumber: Jawa Pos 14 october 2013

1 komentar untuk "HARGA RP. 500 RIBU, SUDAH ANTI SADAP, ANTI SITUS PORNO PULA “BANDROS” PRODUK KARYA ANAK BANGSA"

  1. kami tunggu dan akan kami pergunakan menggantikan hp merek2 tyerkenal lainnya. kami dukung pruduksi 100% dalam negeri

    BalasHapus