Review Game transistor
enilai sebuah game bagus dan tidak memang relatif. Dan semua kembali ke masalah selera. Banyak perusa-haan game papan atas selalu bisa mengemas game-nya dengan kualitas di atas rata-rata.
Rilis game reboot seperti Thief, atau Watch Dogs, serta kehadiran game supernatural berjudul Murder: Soul Suspect memunculkan sebuah kekosongan yang sangat mengganjal -terlepas dari kualitasnya yang di atas rata-rata.
Dan kebalikannya, justru game-game yang notabene dibuat dengan bujet rendah dari perusahaan-perusahaan indie atau yang dibiayai dari pengumpulan dana via kickstarter banyak yang tampH luar biasa bahkan memorable. Hal-hal kecil yang ser ingkali terlewat oleh developer kakap kadang akhirnya tersentuh oleh perusahaan-perusahaan indie ini.
Lalu bagaimana dengan nasib game berjudul Transistor ini milik Supergiant Games ini ? Bagaimana game ini bisa bersaing di tengah ramainya perilisan game AAA beberapa minggu terakhir ? Ayo kita simak reviewnya.
JALAN CERITA game transistor
Dalam game yang dibuat oleh developer Bastion -Supergiant Games - ini kamu bermain sebagai Red. Seorang penyanyi wanita yang cukup populer di sebuah kota fiksi berna-ma Cloudbank.
Kehidupannya yang kacau tiba-tiba menjadi tambah gila tatkala ia melihat mayat tergeletak dengan sebilah pedang besar menancap di badannya. Dan yang lebih aneh lagi, pedang itu bisa berbicara kepada dirinya.
Red tidak bisa membalas semua dialog yang dilontarkan dari sang pedang kepada dirinya karena suaranya telah diambil oleh The Camerata.
Alih-alih ingin membalas perbuatan The Camerata, hal yang lebih buruk terjadi. Di mana monster-monster yang disebut Process datang dan menyerbu kota. Sampai pada akhirnya selu-ruh penduduk diasingkan.
CAMEPLAYDalam game yang dibuat oleh developer Bastion -Supergiant Games - ini kamu bermain sebagai Red. Seorang penyanyi wanita yang cukup populer di sebuah kota fiksi berna-ma Cloudbank.
Kehidupannya yang kacau tiba-tiba menjadi tambah gila tatkala ia melihat mayat tergeletak dengan sebilah pedang besar menancap di badannya. Dan yang lebih aneh lagi, pedang itu bisa berbicara kepada dirinya.
Red tidak bisa membalas semua dialog yang dilontarkan dari sang pedang kepada dirinya karena suaranya telah diambil oleh The Camerata.
Alih-alih ingin membalas perbuatan The Camerata, hal yang lebih buruk terjadi. Di mana monster-monster yang disebut Process datang dan menyerbu kota. Sampai pada akhirnya selu-ruh penduduk diasingkan.
Cara bermain Transistor menurut saya memang cukup unik.. Yaitu sebuah perpaduan gaya action dan turn-based. Di mana combat berlangsungsecara real time Red bisa menghentikan waktu berkat pedang yang dimilikinya. Di mana selama waktu terhenti, kamu bisa menyusun semua strategi yang kami inginkan.
Skill-skill atau gerakan bisa kamu equip dan kamu ganti sesukamu tiap kali kamu menemukan sebuah cekpoin. Di mana cekpoin ini akan membawamu ke menu pilihan skill (atau yang disebut Function).
Ada total 20 function yang bisa kamu dapatkan dan ada 3 tempat untuk menaruhnya (yaitu = active, upgrade, dan pas¬sive). Yang efeknya juga akan berbeda-beda. Tapi yang paling vital adalah function active. Karena dengan ini kamu bisa meny-erang musuh.
Cobalah untuk mengkombinasikan 20 function-nya ke dalam 3 posisi ini. Ingat, semua efek yang ditimbulkannya bukanlah efek yang dihasilkan secara otomatis dari komputer. Tapi betul-betul dide-sain agar efeknya bisa terasa se-real mungkin pada posisi apapun.
Ada total 20 function yang bisa kamu dapatkan dan ada 3 tempat untuk menaruhnya (yaitu = active, upgrade, dan pas¬sive). Yang efeknya juga akan berbeda-beda. Tapi yang paling vital adalah function active. Karena dengan ini kamu bisa meny-erang musuh.
Cobalah untuk mengkombinasikan 20 function-nya ke dalam 3 posisi ini. Ingat, semua efek yang ditimbulkannya bukanlah efek yang dihasilkan secara otomatis dari komputer. Tapi betul-betul dide-sain agar efeknya bisa terasa se-real mungkin pada posisi apapun.
PRESENTASI
Visual yang disuguhkan oleh Supergiant Games lagi-lagi adalah sebuah suguhan kualitas yang kaya akan seni dan handrawn. Seperti halnya dengan game mereka sebelumnya - Bastion. Dan dijamin tidak akan membuatmu kerepotan dengan spek PC.
Kamu akan melihat sebuah presentasi kaya warna dengan iatar belakang scifi yang futuristis. Warna-warna metalik dan efek transparan akan sangat banyak kamu lihat.
Sound-sound dan background musiknya juga masih diker-jakan oleh Darren Korb - sama dengan Bastion. Hanya saja dengan nuansa yang berbeda. Disesuaikan dengan temanya kali ini. Dengan kemasan musik-musik elektronik.
PENUTUP
Transistor adalah sebuah game dengan tema cerita yang cukup berat dan agak suBt diikuti. Setiap dialog yang ada kudu kamu baca dengan detil agar kamu mengerti. Seluruh function yang ada juga menjadi semacam reinkarnasi dari beberapa pejabat penting Cloudbank yang bisa membuatmu memahami cerita lebih dalam.
Mungkin karena ceritanya yang berat itulah, Supergiant tidak banyak menyematkan karakter di dalamnya. Di sepanjang permainan kamu hanya akan mendengarkan dialog sang pedang dan tokoh antagonisnya - Rossa.
Dan yang paling unik, di sepanjang permainan kamu akan selalu mendengarkan suara narasitanpa ada jawaban dari sang tokoh utama. Mirip seperti Bastion.
Dengan jalan cerita yang berkualitas, gratis yang mempesona tanpa harus butuh spek tinggi, serta metode combat yang sangat ino-vatif, membuat game ini layak mendapatkan predikat "sempurna".
Dengan disuntikannya fitur di mana kamu tidak bisa mati dalam game ini juga menjadi poin menarik. Di mana setiap HP mu habis, maka yang terjadi hanyalah hilangnya 1 function yang kamu equip.
Banyak hal-hal simple yang justru membuat saya terkejut dan berdecak kagum. Dan ending ceritanya yang mirip kisah Romeo and Juliet juga menjadi twist yang menarik.
download game transistor
Posting Komentar untuk "Review Game transistor"